Kamis, 08 Juni 2017

"Analogi suatu ketika anakmu sendiri berbuat kesalahan terhadap sesuatu. Apa yang hendak kamu lakukan untuk memberikan anakmu pelajaran? Nasehati anakmu dengan tutur kata yang lembut namun tegas. Ajari mana yang seharusnya dilakukan, mana yang seharusnya tidak dilakukan. Yang paling terpenting : memaafkan, ajari, tanpa perlu menaruh sakit hati, selalu yakin bahwa kelak anak kita dapat belajar dari kesalahannya."

Analogi tersebut selalu saya terapkan kepada semua hal yang saya sayangi terutama pasangan kita sendiri. Bagaimana bisa?

Caranya adalah dengan yakin didasari dengan cinta dan kasih sayang. Sebuah kalimat yang rasanya sulit untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tapi saya bisa menerapkannya inshaAllah dalam keadaan apapun. Dalam kebahagiaan mungkin mudah untuk yakin. Setelah jatuh sedih dan bangkit, apakah bangkit itu mudah? Saya belajar bahwa "memaafkan dan meyakini" Allah SWT menempatkan kita di posisi yang kita sendiri mampu untuk menghadapinya. Apakah berisiko menerapkan prinsip tersebut? Iya sangat berisiko karena dapat membuatmu sakit apabila hal tersebut tidak sesuai harapanmu.

Tapi saya InshaAllah sekarang yakin bahwa Allah selalu memberikan saya yang terbaik, mau apapun yang saya alami, saya berusaha untuk selalu bersyukur kepada Allah SWT.

Tulisan ini saya buat untuk mengingatkan para pembaca bahwasannya mari kita saling menyayangi dan mencintai seorang yang kita sayang dengan penuh ketulusan dan penuh keyakinan. Seperti analogi saya diatas. Mencintailah dalam keadaan apapun dan yang paling penting dilandasi dengan keyakinan kepada Allah SWT.

RK

0 komentar :